CINTA TANAH AIR

Apakah rasa cinta terhadap tanah air itu mulia?

Rasulullah ShallalLaahu `alaihi wa Sallama pernah berkata kepada kota Mekah ketika harus meninggalkannya ketika Hijrah: “Engkau adalah negeri yang paling baik dan yang paling aku cintai, kalau bukan lantaran kaumku mengusirku darimu, aku tidak akan tinggal di negeri selainmu”. (HR. Al-Tirmidzi, Bab Keutamaan kota Mekah).

Awal-awal sampai di Madinah, ternyata beberapa orang sahabat RadhiyalLaahu anhum seperti Abu Bakar dan Bilal terkena demam, nampaknya selain karena kondisi tidak ideal Madinah waktu itu, juga karena terlalu sedih harus meninggalkan Mekah yang merupakan tanah air mereka.

Bahkan Bilal bin Rabah sampai berdoa ketika demam, “Ya Allah laknatlah Syaibah bin Rabiah, Utbah bin Rabiah dan Umayyah bin Khalaf sebagaimana mereka telah mengeluarkan kami dari negeri kami kepada negeri yang penuh wabah ini (Madinah-pen)”.

Jadi memang, berpisah dengan tanah air merupakan sesuatu yang berat juga bagi para sahabat sekalipun. Padahal ini seorang Bilal yang asalnya dari Habsyi namun sudah hidup lama di Mekah.

Rasulullah pun berdoa “Ya Allah, buatlah kami mencintai Madinah sebagaimana cinta kami terhadap Mekah, bahkan lebih! Ya Allah berkahilah sha` dan mud (jenis takaran-pen) kami, sembuhkanlah ia (Madinah), pindahkan demamnya (Madinah) ke Juhfah”.

Aisyah RadhiyalLaahu `anha yang meriwayatkan hadis tersebut memberi komentar: Ketika kami tiba, saat itu Madinah memang merupakan bumi Allah yang paling banyak wabahnya. Sambungnya lagi: “Wadi Buthhan (salah satu mata air di Madinah-pen) waktu itu mengalirkan air payau”.

Cinta terhadap Madinah pun berangsur tumbuh. Ada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari sahabat Anas RadhiyalLaahu `anhu tentang kecintaan terhadap Madinah:

“Rasulullah ShallalLaahu `alaihi wa Sallama itu apabila datang dari bepergian kemudian sudah melihat dataran tinggi Madinah, Beliau akan mempercepat langkah untanya. Apabila menunggang hewan lain akan menggerak-gerakkannya. (Dalam riwayat lain: menggerak-gerakkannya karena cinta terhadapnya/Kota Madinah)”.

Ibnu Hajar al-Asqalani mengatakan: dalam hadis ini menunjukkan keutamaan al-Madinah dan disyariatkannya CINTA TANAH AIR serta rasa rindu terhadapnya (Fathul Bari 3/621).

Ibnu Bathal dalam Syarah Shahih al-Bukhari (4/453) juga mengatakan hal yang senada: (min hubbiha/karena cinta terhadapnya) maksudnya: karena di sana (al-Madinah) ada keluarga dan anak-anaknya yang merupakan orang-orang tercinta beliau. Allah telah menciptakan jiwa-jiwa itu mencintai dan merindukan tanah airnya. Rasulullah ShallalLaahu `alaihi wa Sallama juga melakukannya dan Beliau adalah teladan yang paling mulia. Beliau juga memerintahkan umatnya untuk segera pulang kepada keluarganya setelah perjalannnya selesai.

Demikianlah para ulama memahami hadis Nabi, selain menyimpulkan keutamaan kota-kota yang disebut oleh Rasulullah ShallalLaahu `alaihi wa Sallama, mereka juga menyimpulkan inti dari semua itu yaitu disyariatkannya kecintaan terhadap tanah air.

Selamat memperbarui cinta terhadap tanah air #Indonesia75Tahun

Ust. Musa al Azhar, Lc. Dipl.
Pasca Sarjana, Jurusan Hadits dan Ilmu Ilmu Hadits, Fak. Ushuluddin, Univ. Al Azhar Cairo.
Kontributor Jaringan Sekolah BIAS untuk Mesir dan Timur Tengah.

Ciri Ustadz Ideal (1) 

Sebuah langkah maju dari orang yang

Ciri Ustadz Ideal (2) 

Kembali ke topik kriteria Ustadz atau siapapun yang 

Ciri Ustadz Ideal (3) 

Selain memiliki kemampuan mengajar, idealnya

NABI MARAH Ketika turun ayat di atas, para sahabat jadi sungkan untuk

TAHDZIR Di jagat media sosial sekitar kita, sering diramaikan oleh

SETAN Kredibilitas (tsiqah) seorang perawi hadis merupakan salah satu

BELAJAR HADIS ITU SEPERTI APA? (PART I)Siapapun yang serius mendalami

BELAJAR HADIS ITU SEPERTI APA? (PART II)  Kalau ditanya, misalnya, apa maksudnya ‘menguasai Shahih al-Bukhari’?

SEMUA BUTUH PAKAR AGAMA PUN DEMIKIAN Para sahabat sebenarnya segan untuk bertanya kepada Nabi tentang

KAJIAN ESKATOLOGI ISLAM DI AL-AZHAR (PART I) Kajian eskatologi Islam atau yang juga nge-trend dengan nama ‘kajian akhir zaman’ itu aslinya merupakan 

GALERI

Hubungi Kami Lembaga Pendidikan Islam Terpadu Bina Anak Sholeh Yogyakarta
Hari Kerja (Senin – Jumat) : 07.00 – 16.00 WIB
Sabtu : 08.00 – 14.00 WIB
Komplek Perkantoran BIAS  Jl. Wirosaban Barat No. 6
Sorosutan, Umbulharjo, Yogyakarta 

Telepone 0274 – 410 350
Email Sibibias@gmail.com

Informasi Tentang
Lembaga
Penerimaan Siswa Baru

Tanya Jawab?
1
Assalamualaikum
Selamat, Ayah Bunda berkesempatan berinteraksi menyenangkan dengan Sekolah Islam Berwawasan Internasional, BIAS Yogyakarta